NYARIS

Hari ini, sungguh hari yang mengajarkan aku tentang pedihnya sebuah luka, sakit nya sebuah penghianatan, dan sedihnya perpisahan.

Tepat di  tanggal 29 Juni 2019, aku beranjak menuju Jakarta, dmana aku harus meninggalkan sahabat, saudara, rekan kerja, termasuk dia, dia lelaki yang benar  benar membuat salah satualasan kepergianku meninggalkan kota itu.

Dering jam di telepon selular ku pun berbunyi kencang dan, nyaris aku ketinggalan pesawat pada saat itu. Tak biasanya, pagi itu ku temui dia di depan kost ku. Kutak mengerti kehadirannya saat itu, dan mulai berkata "jangan pergi, aku akan berubah". Ku gengam pegangan koper ku lalu ku tarik dan langsung menuju taxi yang sudah ada di depan kost ku. Tanpa meninggalkan sepatah kata, aku pergi meninggalkannya dengan rasa muak yang tak karuan.

Sesampai di bandara, aku langsung chek in dan berniat langsung msuk ke ruang tunggu. Tapi ntah kenapa, aku masih saja melihat sosok nya dia tepat di pintu boarding pass. Dia menarik tangan ku, sonak ku berkata "apa apa an kamu. Pergi dan tinggalkan aku." ucapku tegas. Dia mulai menatapku, dan memohon untuk membatalkan kepergian ku. "bukankah ini yang kamu mau dari ku ? bukankah setiap perkataan mu menginginkan kepergian ku? bukankah setiap tindakan kasar mu, menginginkan ku agar aku segera menjauhi mu ?" ucapku bernada keras. Sembari, mata orang orang tertuju pada kami. "Aku meminta maaf, tolong jangan pergi" ucap dia memohon. Kulepaskan tangan ku dari genggamannya, dan segera ku tinggalkannya dan ku masuki ruang tunggu. Sunguh menyebalkan dan mengesalkan, dia fikir aku cewe apaan yang seenak nya di buat seperti itu. Persetan..!!
Lagi lagi aku masuk ke dalam dilema yang mendalam. Ingin ku berbalik tapi semuanya sudah terlambat dan sudah tak mungkin.

5 menit setelah ku duduk di ruang tunggu, penguman dari pihak bandarnya pun mengumumkan bahwa penumpang sudah bisa memasuki pesawat. Bergegas benjak dari bangku dan langsung mencari bangku ku. Setelah ketemu, aku duduk dan langsung bersandar, menenangkan sedikit pikiran ku. Entah kenapa, air mata ku menetes tanpa ku sadari. Entah lah itu air mata apa, yang kurasakan pada saat itu kepedihan yang amat dalam.

Seorang pria yang tepat duduk di sebelah ku, berkata dambil memegang HP nya "Tidak ada kesedihan yang begitu dalam tanpa kesetian yang amat tulus"

Sontak ku hapus air mata ku dan melihat pria yang tepat di samping ku duduk dan menyahutnya "maksudnya ?" Lalu pria itu berkata "Kita bisa bersedih atas pengorbanan dan perbuatan yang kita buat maupun itu positif atau negative. Akan tetapi satu yang harus kita ketahui, semuanya atas izin Tuhan" Sejenak ku terdiam dan merenungkan perkataan pria itu.

Selama dalam pesawat kita ngobrol dan sempat bertukar nomor WA. Seketika, sedikit pemikiran ku terbuka ke arah hal yang lebih baik lagi.


BERSAMBUNG.....................................

No comments:

Post a Comment

TUGAS AKUNTANSI BIAYA DAN PRAKTIK SEMESTER 1 BSI

 1. Batara Manufacturing memproduksi produknya hanya melalui satu departemen produksi. Manajemen menerapkan metode harga pokok proses untuk ...