Gagal bukan berarti harus menjadi diam dan tak ingin mencoba kembali lagi. Gagal bisa jadi di katakan sebuah langkah untuk kembali bangkit dari cara yang salah menjadi lebih bergiat. Begitu lah hidup. Langkah siapa yang tahu, tapi rencana tentu kita yang merancang.
Hari itu, saya merasa gagal karena saya tidak mampu berdiri. Hari itu juga saya sempat ingin mengakhiri segala cerita tentang hidup saya. Bara api terasa tercantap di dalam hati saya. Panas nya tak berkesudahan sampai sakitnya sulit terobati.
Aku lebih mengenal dia layaknya sebagai musik, yang mampu membuat ku tenang, nyaman dan menikmati segala hal nya dengan penuh kedamaian. Dia tampak juga seperti benteng perkasa, yang mampu membuat hari hari ku terjaga tanpa kurang apapun. Dia juga tampak seperti badut yang membuat hari hari ku penuh cerita dan tawa. Dan pada suatu ketika dia tampak seperti bajingan yang sungguh membuat aku membenci nya, dan lebih - lebih dari kata bajingan dia sudah sanagt berhasil membuat saya sangat terluka.
Ketika itu, di tengah hiruk pikuk nya, tiba tiba aku merasa kesepian. Entah bagaimana pandangan setiap orang yang tepat ada di sekililing ku. Aku meronta, menangis, dan tersungkur. "Kenapa ini sangat menyakitkan? Kenapa aku harus mengalami nya ? Dan kenapa engkau berbua seperti ini " ucapku dalam teriak ku.
Langkah kaki yang mulai mendekati ku, mengulurkan tangan nya serta memberi ku tisu, dan mulai menghapus air mata ku, dan berkata "Tuhan tidak akan mencobai mu di luar batas kemampuanmu".
Aku terdiam dan belum sempat menatapnya. Lagi lagi dia berkata "Lihatlah kedepan sana, kau akan temui hal yang termanis dan terindah biala kamu bangkit". Setelah kata itu, aku menatap seseorang yang tepat di depan ku. Ia, dia seorang lelaki tampan yang merupakan sahabat ku sewaktu SMA.
Lelaki yang pernah mencintaiku, namun belum sempat ku buka hati ku untuk nya.
Sembari di tengah keramaian itu, Dia pun membawa ku pergi ke suatu tempa yang begitu sunyi dan indah. Dia mulai bertanya tentang kesedihan yang menimpa ku, dan mencoba menenangkan aku. Hingga terlintas senyum di bibir ku. Setlah sekian lama bercerita, dia mengambil secarik kertas yang bertuliskan "Never Give Up" dan memberikannya kepadaku.
Alangkah beruntungnya aku hari itu, aku diberi kesepatan waktu untuk merubah segala hal yang pernah ku lalui. Gagal boleh, tapi jangan putus asa dan menyerah. Hidup harus berpacu dengan Tujuan, hingga kita sadar kita telah berada di titik mana, bersama siapa, dan oleh siapa ?
========================================================================
No comments:
Post a Comment