Showing posts with label Batak Toba. Show all posts
Showing posts with label Batak Toba. Show all posts

Natal Generasi Muda PPTSB Jakarta Barat Perdana


Natal Generasi Muda PPTSB Jakarta Barat



Generasi Muda Mudi PPTSB (Parsadaon Pomparan Toga Sinaga Boru Bere) Jakarta Barat melaksanakan Natal Perdana bersama di Gereja HKPB Resort Kapuk Waru, Cengkareng, Sabtu 07 Desember 2019 pukul 18.00 Wib. Perayaan Natal kali ini mengambil tema "Christmas Update Your Love". 

Ketua Panitia Natal, Ery Sinaga dalam sambutannya mengucapkan banyak terimakasihkepada seluruh panitia, orang tua, pendeta, penggereja, donatur serta pihak pihak lainnya yang tidak bisa di sebut satu persatu yang terlibat mensukseskan acara Natal Generasi Muda Mudi PPTSB Jakarta Barat.

"Tanpa dukungan dari Orang tua kami dan seluruh Panitia acara tidak mungkin bisa terlaksana. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terimakasih atas dukungannya baik secara moril ataupun materi." kata Ery Sinaga.

Dalam Kotbah, Amang Pendeta Joshua Sinaga, mengatakan perlunya kebersamaan dalam bebagai bentuk kebaikan kepada semua orang. Dan menerapkan cinta dalam setiap hati agar semakin erat persaudaraan yang kita bina dan kita bentuk.

Disambung juga dengan Kata Sambutan dari Pembina Naposo (Muda - Mudi) PPTSB Jakarta Barat - Pahala Sinaga, yang mengucapkan banyak terimakasih atas semua kesediaan waktu dan segala partisipasi untuk mensukseskan acara natal ini. Dan menankan kepada semua naposo PPTSB, agar saling mengasihi dan mencintai sesama mereka, dan mempererat tali persaudaran. 

Perayaan Natal Gema PPTSB Jakarta Barat ini sangat penuh makna bagi muda mudi Sinaga, karena sangat mempererat hubungan persaudaraan walaupun Muda Mudi Sinaga ini rata rata perantau, yang dulu nya tidak salaing mengenal, di persatukan melalui punguan Gema PPTSB. 

Rangkaian acara diawali dengan Ibadah Natal dan Perayaan Natal serta Hiburan dari Gema PPTSB Jakarta Barat dan beberapa dari Gema PPTSB lainnya serta para tamu undangan yang menghadiri Perayaan Natal tersebut. Salah satunya KOOR Gema PPTSB Jakarta Barar, Tor - tor, Vocal Solo, Duet dan lainnya.




Acara Natal itu juga dihardiri oleh Gema PPTSB Jakarta Raya, Gema PPTSB Cibinong - Bogor,  Gema PPTSB Tasikmalaya, Natua tua kami dari berbagai sektor dan salah satu Personil Sandos Trio yang ikut menyumbangkan dua buah lagu yang di jadikan sebuah nasehat kepada Naposo PPTSB yang hadir pada saat itu. 

Sangat banyak Orang tua yang sungguh bangga dan senang dengan berlangsungnya Perayaan Natal ini. Karena Natua tua (Orang tua) kami ini , sudah sangat merindukan Naposo (muda - mudi) Sinaga itu tampil dan berorganisasi. 


Diakhir acara Perayaan Natal Naposo Sinaga juga membawakan Lagu Toga Sinaga, di nyanyikan bersama guna mengingat kembali Poda Ni Opputa (Nasehat Leluhur) "Parhatia sora monggal, paninggala sibola tali. Tu ginjang sora monggal, tu toru sora meret".



Gema butuh bimbingan dari orang tua serta jangan dibiarkan berjalan sendiri. Dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak membuahkan hasil yang begitu baik hingga suksesnya Perayaan Natal Gema PPTSB Jakarta Barat ini. Generasi Muda merupakan penerus bangsa ini yang perlu kita kembangkan kreatifitasnya melalui berbagai perancanaan kegiatan yang positif demi kemajuan bangsa dan negara. 


Danau Toba menjadi salah satu Danau terbesar Se-Asia

Danau Toba menjadi salah satu Danau terbesar Se-Asia




Indonesia nampaknya harus berbangga hati dengan keberadaan Danau Toba di Sumatera Utara. Pasalnya, danau tersebut disebut sebagai danau yang terluas dan terdalam se-Asia Tenggara.

          Fakta yang menarik lagi, danau bertipe vulkanik ini merupakan danau terbesar kedua di dunia sesudah Danau Victoria di Afrika. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Sindonews, Danau Toba adalah danau berkawah yang sangat besar. Dengan luas 1.145 kilometer persegi, Danau Toba sebenarnya lebih menyerupai lautan daripada danau. Adapun keberadaan Pulau Samosir, berasal dari hasil tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar sehingga menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

Danau Toba yang merupakan sala satu objek wisata yanag ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara ini sangat dikenal dengan keindahan alam pemandangannya yang dikelilingi berbagai batuan dinding yang terjal yang merupakan dinding kaldera dari Danau Toba.

          Sejahrahnya, Danau Toba di Sumatera Utara diperkirakan terbentuk sekira 74.000 tahun yang lalu dari hasil letusan supervolcano (gunung api super). Ketika terjadi ledakan ini, sekitar wilayah tersebut luluh lantah disapu oleh muntahan meteorit dan debu vulkaniknya yang menyebar ke separuh belahan dunia dari China sampai ke Afrika Selatan. 

          Kedahsyatan letusan Gunung Toba dikabarkan menyebabkan matahari tertutup selama 6 tahun. Letusan Gunung Toba ini bahkan hampir memusnahkan umat manusia di sekitarnya saat itu.

          Pada 25 Mei 2010, disebutkan bahwa letusan Gunung Toba merupakan salah satuletusan gunung api terbesar di dunia. Danau Toba berasal yang dari letusan Gunung Toba yang memiliki kantong magma besar sehingga jika meletus maka kalderanya besar sekali. 

          Gunung Toba yang berada di dasar Danau Toba diperkirakan masih dapat meletus hingga saat ini. Gunung Toba memiliki anak gunung yaitu Gunung Sibayak.

          Dalam sejarahnya Gunung Toba pernah meletus tiga kali yaitu pertama sekitar 800 ribu tahun lalu yang menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea. Kemudian letusan kedua yang lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu dan membentuk kaldera di utara Danau Toba yaitu di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. 
          Dari dua letusan ini, letusan ketigalah yang paling dahsyat pada 74.000 tahun yang lalu menghasilkan kaldera besar dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di tengahnya.

          Letusan gunung tersebut berlangsung selama satu minggu dan letusan debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut. Bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung tersebut sebanyak 2.800 km³ yang terdiri dari materi batuan dan abu vulkanik dan terbawa angin ke arah barat selama dua minggu. 

          Letusan gunung ini pernah memakan korban sampai 60 persen dari jumlah populasi manusia di bumi pada saat itu. Selain itu juga memusnahkan beberapa spesies hewan dan mengubah pola kehidupan manusia saat itu. Bahkan letusan gunung ini dianggap beberapa ahli memicu terjadinya zaman es dan mempengaruhi cuaca bumi.

Sumber : SINDONEWS




Gema PPTSB (Parpunguan Pomparan Toga Sinaga Boru/Bere Ibebere)

Gema PPTSB (Parpunguan Pomparan Toga Sinaga Boru/Bere Ibebere)


Kita semua pasti punya impian dalam hidup, baik hanya dalam bayangan, angan angan dan apakah mimpi itu benar – benar bisa diwujudkan ? Pasti semuanya bisa karena yang tak dapat terwujud jika kita ada kemauan.

Setiap manusia akan memutuskan bergabung dengan beberapa organisasi dengan alasan yang berbeda beda. Mulai dari membangun relasi dan hubungan pertemanan sampai terlibat di dalam banyak kegiatan komunitas. Menemukan organisasi yang tepat bisa menjadi sebuah proses yang merepotkan terlebih ketika Anda harus memperpendek daftar panjang organisasi yang hendak diplih. Akan tetapi, dengan mengetahui apa yang Anda inginkan dari organisasi tersebut dan apa yang Anda temui pada masa itu akan sangat berguna kelak dalam hidup kita masing – masing.

Nah disini kami dari Organisasi Gema PPTSB (Parpunguan Pomparan Toga Sinaga Boru/Bere) se-Jakarta Barat mengajak saudara/I untuk bergabung dengan parpunguan ini.

Di parpunguan ini, banyak yang kita dapatkan. Di mulai dari bertambahnya saudara yang bisa kita kenal, pengalaman berorganisasi, kebahagian, dsb. Tujuan di bentuknya parpunguan ini untuk mengeratkan tali persaudaraan kita yang semarga yang berada di perantauan, agar kita juga memiliki banyak teman dan saudara di perantauan yang bisa membantu kita kala senang dan duka. Nah untuk bergabung bersama Gema PPTSB (Parpunguan Pomparan Toga Sinaga Boru/Bere) se-Jakarat Barat, ada syaratnya loh, tapi syaratnya gak sulit kok, diantaranya :

1. Harus marga/boru Sinaga
2. Bere Sinaga

            Nah gampang kan saudara saudari. Syarat itu sangat mudah loh. Didalam organisasi Gema PPTSB (Parpunguan Pomparan Toga Sinaga Boru/Bere) se-Jakarta Barat ini memiliki banyak kegiatan. Salah satunya, setiap awal bulan, kita mengadakan Ibadah/Partamiangan. Selain itu, kita juga mengadakan ret ret . Semua kegiatan yang disusun oleh ketua bersama anggotanya sangat baik diikuti, karena sangat berdampak positf bagi kita terutama orang muda – mudi. Nah, apalagi sebentar lagi kita akan mengadakan ret - ret di bulan April ini. Itu sangat menyenangkan bukan. Tunggu apalagi, mari bergabung bersama kita. Disana Anda akan bertemu orang orang kece dan super duper ceria. 
        
           Nah buat kita muda – mudi yang ingin bergabung bersama Gema PPTSB (Parpunguan Pomparan Toga Sinaga Boru/Bere) se-Jakarta Barat marilah segera bergabung. Kami menunggu saudara/I sekalian dengan rasa berharap. Untuk info leih lanjut mengenai Gema PPTSB (Parpunguan Pomparan Toga Sinaga Boru/Bere) se-Jakarta Barat saya melampirkan Contact Person yang bisa di cek di dalam video ini.  Atau bisa langsung di cek di Instagram Gema PPTSB (Parpunguan Pomparan Toga Sinaga Boru/Bere) se-Jakarta Barat : gemapptsbjakbar.
Sekian artikel ini saya tulis dan akhir kata saya ucapkan Terimakasih.

Salah satu rangkaian acara Gema PPTSB Jakbar
Come and Join with Us :)

Istilah Pariban dan Perkawinan Di Tanah Batak

Istilah Pariban dan Perkawinan Di Tanah Batak

Apa itu pariban ?
Secara singkat pengertian  pariban adalah sebutan untuk sepupu yang konon di adat Batak sangat dianjurkan untuk dijadikan keluarga atau dikawini. Seorang anak laki-laki memanggil “pariban” kepada anak perempuan dari Tulang (Tulang berarti paman, saudara laki-laki ibu baik kakak maupun adik dari ibu), sebaliknya seorang perempuan menyebut “pariban” kepada anak laki-laki dari Namboru-nya (Namboru bisa berarti bibi/tante, saudara perempuan ayah ). Untuk saudara sepupu yang bukan  pariban dipanggil "Ito" atau "Iboto", yaitu:

Ø  Saudara sepupu seorang laki-laki, yakni anak perempuan dari saudara laki-laki Ayah (Amangtua/Bapak Tua dalam bahasa Jawa bisa disebut Pak Dhe atau Amang Uda/Uda/Bapa Uda dalam budaya Jawa bisa diartikan sebagai Pak Lik), atau saudara sepupu seorang perempuan, yakni anak laki-laki dari Amangtua atau Amanguda. Hubungan sepupu seperti ini masih sedarah atau semarga; 
Ø  Saudara sepupu perempuan seorang laki-laki dari keturunan saudara perempuan Ibu atau saudara sepupu laki-laki seorang perempuan dari keturunan saudara perempuan Ibu.

Untuk istilah panggilan lainnya yang lebih lengkap dan komplit, Anda bisa baca di Partuturan Batak Toba.
Definisi Pariban menurut kamus Batak AKATEL pengertian dari pariban adalah anak perempuan saudara ibu laki-laki (mamak) atau adik suaminya. anggi pariban, adik perempuan isteri seseorang. hahapariban, kakek perempuan isteri seseorang.
Namun disamping itu, tidak semuan yang marpariban bias di nikahi. Akan tetapi ada juga Pariban yang tak bias di nikahi. Berikut penjelasannya :

Pariban Na So Boi Olion
Siapa dia sebenarnya? Bagi orang Batak aturan/ ruhut adat Batak ada dua jenis untuk kategori Pariban Na So Boi Olion, yang pertama adalah Pariban kandung hanya dibenarkan “Jadian” atau menikah dengan satu Pariban saja. Misalnya 2 orang laki-laki bersaudara kandung memiliki 5 orang perempuan Pariban kandung, yang dibenarkan untuk dinikahi adalah hanya salah satu dari mereka, tidak bisa keduanya menikahi pariban-paribannya. Yang kedua adalah Pariban kandung/ atau tidak yang berasal dari marga anak perempuan dari marga dari ibu dari ibu kandung kita sendiri. Jika ibu yang melahirkan ibu kita ber marga A, perempuan bermarga A baik keluarga dekat atau tidak, tidak diperbolehkan saling menikah.



Apa itu Impal ?
Impal dalam budaya Batak Karo adalah istilah yang mirip dengan pariban. Pengertian dari impal sendiri adalah jodoh yang sebaiknya dinikahi. Hal ini dimaksudkan, dari awal pihak laki-laki akan direkomendasikan untuk mengambil. Sekarang, peraturan adat semacam ini tidak terlalu ketat. Jika laki-laki tidak bisa (merasa tidak cocok), ambil beru yang sama dengan nandenya alias singumban nande. Kalau tidak bisa juga, yang penting asal wanita Karo. Kalau memang tidak bisa lagi, mau tidak mau orang tua harus mengizinkan menikah dengan siapa aja daripada mendapat julukan si jomblo ngenes (jones).

Secara singkat dan sederhana impal  adalah sebutan bagi orang yang sangat dianjurkan untuk dinikahi dalam adat orang Karo semarga dengan garis keturunan ibu  atau dari marga tertentu lainnya, tetapi tidak semarga dengan marga bapak. Dengan kata lain yang disebut dengan impal dari seorang anak laki-laki  Karo adalah anak perempuan yang semarga dengan marga mamanya, sedangkan impal dari seorang anak perempuan Karo adalah anak laki-laki yang ibunya semarga dengan bapaknya.

Hal ini sebenarnya dulunya dianjurkan agar harta warisan tidak jatuh ke tangan orang lain, tetapi di zaman sekarang ini tujuan perjodohan antar impal sering kali dilakukan supaya bisa menjaga kekerabatan di dalam sebuah keluarga besar. Karena adanya kekhawatiran akan longgarnya hubungan kekerabatan di dalam keluarga besar jika anak di dalam keluarga tersebut menikah dengan orang yang tidak dekat dengan keluarganya. Khawatir akan adanya perpecahan di dalam keluarga.

Apa itu Turang Impal ?
Selain impal, dikenal pula istilah turang impal. Turang impal adalah anak wanita dari saudara perempuan ayah seorang pria dalam keluarga Batak Karo. Menikahi turang impal sangat dilarang dalam kebudayaan Batak Karo sendiri, tetapi di zaman sekarang ini cukup banyak pria Karo yang menikahi turang impalnya sendiri. Pernikahan seperti ini sering disebut sebagai pernikahan La Arus. La Arus yang berarti tabu, tidak seharusnya, dilarang, pantang atau dihindari dalam kebudayaan Karo. Pernikahan La Arus tidak hanya seputar pernikahan turang impal, tetapi juga ada pernikahan dengan turang (2 orang yang berlawanan jenis tetapi masih semerga, ada pengecualian untuk Merga Peranginangin dan Sembiring) dan turang sepemeren / sipemeren (2 orang yang berbeda jenis kelamin, tetapi kedua ibunya saling bersaudara kandung).

Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan pariban?
Hal-hal yang mendasar tentang pariban telah dijelaskan. Selanjutnya, kami akan jabarkan beberapa hal lain yang masih berkaitan dengan “pariban” dan mungkin Anda harus mengetahuinya:
·         Bagi orang batak, ada hubungan marga yang telah digariskan sejak dulu. Namun, tidak semua marga memiliki hubungan mutlak ini.
Misalnya; marga Parhusip, memiliki hubungan yang unik dengan Panjaitan. Hubungan tersebut malah dianggap sakral terutama bagi marga Parhusip, makanya terkadang ada lelucon orang batak tidak boleh membanting tulang. Bagaimana pun juga seorang parhusip akan memanggil tulang terhadap seorang laki-laki yang bermarga panjaitan. (*tulang=telah dijelaskan di atas, kami akan mengulas bagaimana sikap dalam ber-tulang). Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya kepercayaan bahwa pada awalnya marga parhusip itu lahir dari rahim seorang Boru Panjaitan. Nah, dengan demikian seorang laki-laki parhusip secara otomatis akan berpariban dengan seorang perempuan boru panjaitan. Pada intinya pariban itu sama dengan boru tulang.
·         Pariban, selain dikenal sebagai sistem perjodohan yang unik dan menarik, juga dipakai oleh orang batak dalam hubungan kekeluargaan dengan posisi-posisi tertentu. Jika sebuah keluarga terdiri dari beberapa anak perempuan yang kemudian menikah dengan jodoh masing-masing dengan marga yang berbeda-beda, hubungan keluarga-keluarga mereka kemudian kerap disebut na-mar-pariban. Biasanya hubungan keluarga-keluarga yang demikian sangat akrab dan dekat satu sama lain karena dianggap sejajar. Walaupun dalam prakteknya nanti, tetap masih ada tingkatan, di mana keluarga putri tertua dianggap lebih dihormati oleh keluarga adik-adiknya.


Apa Saja Perkawinan Yang Dilarang Di Adat Batak Toba ?
Perkawinan bagi masyarakat Batak khususnya orang Toba adalah hal yang wajib untuk dilaksanakan, dengan menjalankan sejumlah ritual perkawinan adat Batak. Meski memiliki keunikan dan ragam keistimewaan yang terkandung dalam acara tersebut, upacara perkawinan adat Batak Toba juga terkenal sangat “merepotkan” jika kita bandingkan dengan upacara perkawinan di daerah lainnya di Indonesia. Beberapa marga batak ada yang tidak boleh saling menikah, artinya seseorang yang dilarang saling menikah sering disebut oleh para orang tua.

Dalam perkawinan adat Batak Toba juga memiliki aturan-aturan tertentu yang harus ditaati, dan hukumannya sangat tegas yang dianut oleh orang Batak sejak zaman dahulu kala. Aturan yang berlaku yang dilaksankan oleh penatua masing-masing daerah bisa jadi berbeda-beda, ada yang dibakar hidup-hidup, dipasung, dan buang atau diusi dari kampung serta dicoret dari tatanan silsilah keluarga. Di era modern saat ini beberapa aturan yang diberlakukan tersebut, sudah cukup banyak orang Batak yang kini sudah ada melanggarnya.

Berikut ini 5 Larangan dalam Perkawinan Adat Batak Toba :

Namarpandan 
Namarpadan/ padan atau ikrar janji yang sudah ditetapkan oleh marga-marga tertentu, dimana antara laki-laki dan perempuan tidak bisa saling menikah yang padan marga. Misalnya marga-marga berikut ini:

1.     Hutabarat & Silaban Sitio 
2.    Manullang & Panjaitan 
3.    Sinambela & Panjaitan 
4.    Sibuea & Panjaitan 
5.    Sitorus & Hutajulu (termasuk Hutahaean, Aruan) 
6.    Sitorus Pane & Nababan 
7.    Naibaho & Lumbantoruan 
8.    Silalahi & Tampubolon 
9.    Sihotang & Toga Marbun (termasuk Lumbanbatu, Lumbangaol, Banjarnahor) 
10. Manalu & Banjarnahor 
11.  Simanungkalit & Banjarnahor 
12. Simamora Debataraja & Manurung 
13. Simamora Debataraja & Lumbangaol 
14. Nainggolan & Siregar 
15. Tampubolon & Sitompul 
16. Pangaribuan & Hutapea 
17. Purba & Lumbanbatu 
18. Pasaribu & Damanik 
19. Sinaga Bonor Suhutnihuta & Situmorang Suhutnihuta 
20.Sinaga Bonor Suhutnihuta & Pandiangan Suhutnihuta


Namarito
Namarito (ito), atau bersaudara laki-laki dan perempuan khusunya oleh marga yang dinyatakan sama sangat dilarang untuk saling menikahi. Umpanya seprti parsadaan Parna (kumpulan Parna), sebanyak 66 marga yang terdapat dalam persatuan PARNA. Masih ingat dengan legenda Batak “Tungkot Tunggal Panaluan“? Ya, disana diceritakan tentang pantangan bagi orangtua yang memiliki anak “Linduak” kembar laki-laki dan perempuan. Anak “Linduak” adalah aib bagi orang Batak, dan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, kedua anak kembar tersebut dipisahkan dan dirahasiakan tentang kebeadaan mereka, agar tidak terjadi perkawinan saudara kandung sendiri.

Dua Punggu Saparihotan
Dua Punggu Saparihotan artinya adalah tidak diperkenankan melangsungkan perkawinan antara saudara abang atau adik laki-laki marga A dengan saudara kakak atau adik perempuan istri dari marga A tersebut. Artinya kakak beradik laki-laki memiliki istri yang ber-kakak/ adik kandung, atau 2 orang kakak beradik kandung memiliki mertua yang sama.

Marboru Namboru/ Nioli Anak Ni Tulang
Larangan berikutnya adalah jika laki-laki menikahi boru (anak perempuan ) dari Namboru kandung dan sebaliknya, jika seorang perempuan tidak bisa menikahi anak laki-laki dari Tulang kandungnya.

sumber : Akademi Telkom Jakarta

FAKTA UNIK YANG HARUS KITA KETAHUI DI SUKU BATAK

FAKTA UNIK YANG HARUS KITA KETAHUI DI SUKU BATAK

        Berbagai suku dan budaya yang ada di Indoesia, suku Batak juga menjadi salah satu pusat para wisatawan untuk mengetahui banyak nya tradisi yang ada di suku Batak. 

         Selain tempatnya yang begitu menawan, indah,nyaman serta sejuk dan berbagai cita rasa makanan khas yang dimiliki suku Batak, ada juga beberapa hal yang mesti kita tau tentang fakta fakta unik yang dijadikan sebagai tradisi bagi suku Batak.

Saya akan menulis artikel tentang tradisi suku Batak yang saya ketahui. 

1. Martarobo.
          Martarombo menjadi salah satu tradisi bagi suku batak. Martarombo adalah suatu istilah untuk mencari kecocokan hubunga antara marga yang satu dengan marga yang lain.
Misalnya : Ketika kita bertemu dengan seseorang di perantauan atau dimana saja letaknya, hal yang paling biasa dipertanyakan untuk pertama kalinya dalam suku Batak adalah Marga. Setelah itu, satu sama lain akan saling menelusuri hubungannpersaudaraan nya sendiri dengan lawan bicaanya.

2. Mandok Hata.
         Mandok hata adalah mengucapkan kata. Mandok hata menjadi salah satu tradisi yang paling dikinal masyrakat. Mandok hata biasanya berlangsung dilakukaan saat menjelang pergantian tahun, berkumpul dengan keluarga besar  dan kepeluan hal lainnya. Disaat mandok hata adalah moment ketika satu sama lain menceritakan unek unek yang ada di dalam hatinya, dan saling meinta maaf dan memaafkan. 

3. Mangulosi.
         Nah, kita disi pasti hampir mengenal ulos. Ulos yang berarti sebuat tenunan benang yan ditentun menjadi seperti kain panjang. Ulos biasanya digunakan untuk mangulosi sesamanya dengan kepentingan ulos itu sediri dan biasa nya dibawa pada saat  menghadiri pesta adat yang ada di suku Batak. Variasi ulos juga sangat banyak dan memiliki fungsi yang bebeda pula.

4. Mangokkal Holi.
         Mangokkal Holi adalah mengambil tulang leluhur yang ada di dalam kuburan. Tulang yang telah diambil dari kuburan akan di masukkan ke dalam peti dan dilettakan di dalam satu bangunan khusus tempat penyimpanan tulang tesebut. Tujuan tradisi ini adalah untuk mempertahankan silsilah garis keturunan dan juga menunjukkan eksistensi dan taraf hidup bagi yang melaksanakannya.

          Demikian atikel yang saya tulis ini. Saya ucapkan banyak teimakasih untuk meluangkan waktunya membaca artikel saya. Horas.....


Asal Usul Marga Sinaga

Tugu SINAGA didirikan sekitar tahun 1970, terletak di Huta Sinaga Urat, Samosir – Sumatera Utara yang merupakan perkampungan pertama Sinaga. Marga Sinaga merupakan salah satu marga tertua di kalangan suku batak. Marga Sinaga berkembang dari generasi ke generasi. Merantau dan semakin menyebar di penjuru dunia. Sangat penting bua kita para pomparan Marga Sinaga mengetahui asal muasal Marga Sinaga yang kita miliki saat ini.  Saya sendiri percaya, bahwa tiap legenda memiliki dasar fakta.

          Alkisah, Sinaga adalah anak sulung dari Raja Lottung yang menikah dengan Boru Pareme . Pernikahannya sangat ditentang karena alasan masih satu darah dan masih sangat tabu bila didengar pada saat ini. Raja Lontung adalah putra dari Saribu Raja dan saudari kandungnya Boru Pareme  yang merupakan keturunan Guru Tatea Bulan. Pernikahan Marga Sinaga dan Boru Pareme tersebut tidak direstui, maka dari itu mereka memutuskan untuk melarikan diri dan di bantu oleh Malau.

          Berikut Nama putra Raja Lontung :
1. TOGA SINAGA, yang memiliki 3 anak  yaitu :
- Sinaga Bonor, yang merupakan anak pertama dari Raja Lottung dan Boru Pareme  dan memiliki 3 putra yang bernama Pande, Tang Ditonga, dan Suhut Ni Huta.
-  Sinaga Ompu Ratus, yang merupakan anak kedua dari Raja Lottung dan Boru Pareme  dan  memiliki 3 putera yang bernama Nagodang, Sitinggi dan Siongko.
-  Sinaga Uruk, yang merupakan anak bungsu dari Raja Lottung dan Boru Pareme dan memiliki 3 putera yang bernama Hatahutan, Barita Raja dan Datuhurang.
2. SITUMORANG
3. PANDIANGAN
4. NAINGGOLAN

          Raja Lontung kemudian pergi merantau lagi ke tepian Toba dan menikahi Boru Limbong dan memilki anak  laki laki sebayak 3 dan 2 boru yaitu:
5. SIMATUPANG
6. ARITONANG
7. SIREGAR
8. BORU AMAK PANDAN dinikahi marga SIHOMBING
9. BORU PANGGABEAN  dinikahi marga SIMAMORA
Maka dari sinilah Toga Sinaga dikenal dengan istilah “Si sia Ama Si 3 Ompu“  yang artinya “Sembilan anak dan Tiga Kakek”.

Dari cerita leluhur diatas, maka banayk hal pentng ya bias kita jadikan pembelajaran bagi kehidupan kita masing – masing yaitu :
1. Keturunan Siraja Lontung (terutama Sinaga) sangat berhutang besar kepada Malau yang telah menolong  nenek  moyang kita.
2. Aib yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita seharusnya tidak perlu kita tutupi tapi kita terapkan dalam diri kita tidak akan mengulang hal seperti itu lagi. Agar Marga Sinaga bisa bertumbuh dan berkembang lebih banyak lagi.

          Sekian artikel saya yang saya tulis. Semoga kita terkhusus Marga Sinaga tau asal mualas marga yang kita punya dan bias kita sampaikan kepada saudara kita yang belum mengetahuinya. Apabila ada kata kata yang salah mari kita saling memberitahu. Sumber yang saya dapat dari Oppung saya.
Terimakasih.



Berita Terbaru Tentang Danau Sidihoni

      Danau Sidihoni sering disebut juga dengan danau di atas danau. 
Fenomena ini benar bear ada dan benar nyata. Berbicara tentang Pulau Samosir pasti yang ada di pikiran kalian Danau Toba. Memang benar bahwa Danau Toba adalah danau terbesar se Asia Tenggara, namun ditengah keindahan Danau Toba ternyata ada sebuah Danau yang tidak kalah cantik yang merupakan Danau Sidihoni.

      Danau Sidihoni terletak di Kecamatan Ronggur Ni Huta, Samosir, Sumatera Utara. Letaknya tidak jauh dari pusat kota Pangururan. Jarak waktu hanya dibutuhkan 15 menit menuju lokasi tersebut.Perjalanan menuju kesana juga sangat mudah loh teman - teman. Namun kita juga harus menyiapkan strategi. Jalananya mendaki dan berkelok kelok serta melewati banyak tumbuhan pinus dan beberapa pemukiman masyarakat.Sepanjang perjalanan kita bisa menikmati pemandangan - pemandangan yang begitu indah dan menarik.

       Danau Sidihoni yang disebut dengan Danau Diatas Danau menjadi sorotan masyarakat, karena mendengar sebutan Danau Diatas Danau, masyarakat yang belum tau seputar danau tersebut, penasaran dan ingin berlibur ketempat tersebut. 

       
       Danau ini dikelilingi oleh bukit landai berwarna hijau sehingga menambah keindahan da keasrian. Panoramanya sangat indah dan pemandangan di sekitar Danau bisa dipantulkan oleh air danau tersebut. Udara yang segar dana sejut bisa dijadikan alasan untuk tempat refresing.

       Danau Sidihoni salah satu tempat pariwisata yang masih  belum banyak orang tau. Namun banyak juga loh yang penasaran dengan danau tersebut. Setelah banyak bertanya dengan masyarakat disana, dahulu Danau Sidihoni airnya sampai ke bukit bukit yang ada di sekitarnya, namun seiring berjalannya waktu, ketinggian Danau Sidihoni semakin berkurang. Penyebabnya pun tidak banyak orang yang mengetahuinya. Disamping itu, warga disekitar itu juga memanfaatkan air Danau Sidihoni itu menyuci, mandi dan menggunakan nya sebagai air minum, dsg. 
           
        Namun sayang nya keindahan Danau Sidihoni belum dikelola menjadi tempat yang lebih menarik lagi sehingga menarik perhatian para wisatawan lainnya.
Nah buat kamu yang penasaran dengan Danau Sidihoni, kamu bisa cek videonya dan langsung melihat ketempatnya...

 Lebih detailnya kamu bisa  cek Videonya dan jangan lupa Subscribe dan share ke teman teman kamu supaya mereka juga ikut makin penasaran tentang keindahan Danau Sidihoni. Trimakasih.

Kabupaten Humbang Hasundutan

      Humbang Hasundutan adalah sebuah kabupaten tepatnya berada di Sumatera Utara, Indonesia. Kabupaten Humbang Hasundutan terbentuk pada tanggal 28 Juli 2003. Kabupaten ini mempunyai luas sebesar 2.335,33 km kuadrat dan beribukotakan Dolok Sanggul. Kondisi fisik kabupaten ini berada pada ketinggian 330 - 2.075 meter dpl. Kabupaten Humbang Haundutan dipimpin oleh Bupati Banjarnahor dan Saut Parlindungan Simamora sebagai wakil bupati.
      Banyak berbagai tempat wisata yang dapat kita kunjungi didaerah ini, anatara lain:
1. Sipincur,  dari Sipincur kita dapat melihat  san menikmati keindahan alam Danau Toba. Tempatnya sangat nyaman untuk berekreasi bersama keluarga, teman dan saudara/i kita lainnya. Disipincur banyak pohon pohon sehingga hawa di sana tidak terlalu panas atau bisa di katakan  udaranya adem. Kebersihan di sipincur juga masih bisa di katakan bersih lohh. Pokoknya main ke sini bakal punya pengalaman yang menarik lainnya.

2. Bakkara Dan Air Terjun Janji, yang terdapat di kawasan Bakti Raja. Penomena air terjun ini sangat menarik perhatian semua orang loh teman. Sebelum sampai ke Air Terjun Janji ini banyak sekali pemandangan yang bisa kita abdikan di jalan, seperti, kita dapat menikmati kawan perairan danua toba yang tepatnya pas dipinggir jalan. Nah selanjutnya selesai dari air terjun ini ita bisa langsung cus ke tempat nyang ke 3.

3. Tipang, dimana lokasi nya tidak terlalu jauh dari air terjun janji yang anya bisa di temput sekitar 5 menit. Disini kita akan mendapatkan Restoran yang mengapung tepat di perairan Danau Toba. Pokoknya seru banget deh kalu udah makan disini. Selain itu di rumah makan ini, ada juga loh tempat pembudayaan Ikan Mas yang tergolong besar. Asyik dong sambil makan sambil menikmati pemandangan alam sekitarnya.

4.Aek Sipangolu, sebuah mata air yang keluar dari batu. Konon ceritanya air ini bisa menyembuhkan penyakit dan masih dipercayai hingga saat ini.Keindahaan Aek Sipangolu ini dijaga oleh para penjaganya, dan dilarangkan untuk berbicara kurang sopan di tempat itu.

5. Istana Sisingamangaraja, kerajaan yang secara politik menguasai Tanah Batak. Istana ini terletak di Dusun Lumban Raja, Desa Simamora, Baktiraja.

6. Pulau Simamora, pulau yang terletak di Danau Toba yang merupakan satu satunya pulau yang terpisah dari daratan kawasan pinggiran Danau Toba. Meskipun tidak di huni, namun para wisatawan dapat menikmati keindahaan pulau ini.

7. Air Terjun Pollung, yang terletak di Desa Baringin, Kecamatan Pakkat. Untuk dapat menikmatai fenomena air terjun ini, sangat membutuhkan strategis yanag sangat matang sobat. Karena sangat jauh dari pemukiman, dan hanya bisa di tempuh dengan berjalan. Kita juga harus melihat cuaca kalau hendak kesana, karena jalan nya masih belum di benahi dan akan berdampak buruk bila pergi ketika hujan dan jalan akan licin. Tapi sesampai disana Anda akan merasa fressh dan senang melihat indahnya pemandangan Air Terjun Pollung ini.

     Dan masih banyak lagi wisata wisata alam yanag berada di Humbang Hasundutan yang terselubung dan butuh perkembangan. Semoga pemerintah Humbang Hasundutan dapat segera membudayakan wisata wisat alam, agar Kabupaten Humbang Hasundutan, dapat maju kedepannya.
Jangan lupa follow blog saya untuk cerita cerit menarik lainnya.
Akhir kata saya ucapkan Terimakasih. 

Siraja Naipospos

RAJA NAIPOSPOS

      Naipospos adalah salah satu marga (nama keluarga) dalam suku bangsa Batak khususnya Batak Silindung yang merupakan keturunan dari Raja Naipospos. Raja Naipospos sendiri memiliki 5 keturunan yang menghasilkan 7 (tujuh) marga. Hal tersebut menyebabkan keturunan Raja Naipospos disebut sebagai Naipospos silima saama pitu marga (Naipospos si lima satu bapak tujuh marga).
Kisah Raja Naipospos dan Keturunannya
Raja Naipospos mempunyai 5 (lima) orang putera yang secara berurutan, yaitu:
  1. Donda Hopol, yang merupakan cikal-bakal marga Sibagariang.
  2. Donda Ujung, yang merupakan cikal-bakal marga Hutauruk
  3. Ujung Tinumpak, yang merupakan cikal-bakal marga Simanungkalit
  4. Jamita Mangaraja, yang merupakan cikal-bakal marga Situmeang
  5. Marbun, yang merupakan cikal-bakal marga Marbun Lumban Batu, Marbun Banjar Nahor, Marbun Lumban Gaol
     Gelar lain Raja Naipospos adalah MARTUASAME. Gelar Martuasame ini didapat Raja Naipospos karena dia mengambil isteri yang kakak-beradik.
Umbahen namambuat boru namarpariban (saama) Raja Naipospos jala alani namasa di tingki marsame Raja Naipospos marbunibuni mambuat tuanboruna napaduahon, gabe digoari ma ibana Martuasame. Jadi Martuasame, goargoar ni Raja Naipospos do i. Ndada goar ni anakna, songon pandok ni nadeba. (bahasa Batak)
Beberapa dari keturunan Naipospos selalu menyebut Naipospos dengan Toga Naipospos dan bukan Raja Naipospos. Perintis merasa lebih baik menyebut Naipospos dengan Raja Naipospos. Karena dalam bahasa Batak, toga berarti kumpulan ataupun dalam bahasa Batak, punguan. Jadi apabila meggunakan kata toga dalam kalimat Punguan Toga Naipospos, kalimat itu dapat diartikan Kumpulan-Kumpulan Naipospos. Apalagi disebut Raja Toga Naipospos, maka artinya semakin amburadul atau tidak baku lagi atau rancu atau bahkan tidak punya arti. Ada baiknya disebut dengan Punguan Raja Naipospos. Sejak dulu pun Naipospos selalu disebut Raja Naipospos dan bukan Toga Naipospos.
Ada baiknya menyebut Raja Naipospos dan bukan Toga Naipospos.

Silsilah Naipospos
Raja Naipospos merupakan putera bungsu dari 8 (delapan) bersaudara, yaitu:
  1. Sibagotnipohan
  2. Sipaettua
  3. Silahisabungan
  4. Raja Oloan
  5. Raja Hutalima
  6. Raja Sumba
  7. Raja Sobu
  8. Raja Naipospos
Anak laki-laki 8 (delapan) bersaudara itu merupakan hasil perkawinan Tuan Sorbadibanua dengan Nai Antingmalela boru Pasaribu sebagai isteri I (pertama) dan Boru Sibasopaet sebagai isteri II (kedua).
Raja Sumba, Raja Sobu, dan Raja Naipospos merupakan hasil perkawinan Tuan Sorbadibanua dengan Boru Sibasopaet yang konon dikatakan sebagai puteri Kerajaan Majapahit.

Raja Naipospos dan Keturunannya
      Setelah keturunan Tuan Sorbadibanua dari isterinyanya Nai Antingmalela boru Pasaribu berpisah dengan keturunan Tuan Sorbadibanua dari isterinya Boru Sibasopaet, maka Raja Sumba, Raja Sobu, Raja Naipospos, bersama dengan ibunda mereka Boru Sibasopaet pergi ke arah Pintupintu hingga tiba di daerah Silindung.
Selanjutnya Raja Sumba yang menurunkan Toga Simamora dan Toga Sihombing, pergi ke arah Meat.
Sedangkan Raja Sobu dan Raja Naipospos membuka perkampungannya yang bernama Lobu Tangga di daerah Sipoholon, Silindung.
Mangihuthon baritana, tartanom do Boru Sibasopaet di sada tor nadi Hutabarat, Silindung. I do umbahen namargoar tor i ro di nuaeng “Sibasopaet”. Ia hinamborna, ima hatubuan ni hau sitorngom natubu di bona ni tor nadisi. Parsombaonan do i najolo. (bahasa Batak)
Sumber informasi lain menerangkan bahwa Raja Sumba, Raja Sobu, dan Raja Naipospos berpisah di Pariksabungan. Raja Sumba ke daerah Banualuhu Butar, Raja Sobu ke Sihujur, dan Raja Naipospos ke Bahalbatu yang kemudian pindah dan membuka perkampungannya di Dolok Imun, tepatnya dekat Desa Hutaraja, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara sekarang.
Raja Naipospos mempunyai 2 (dua) orang isteri yang merupakan kakak-beradik (marpariban) boru Pasaribu. Raja Naipospos memiliki dua isteri karena ia tidak sabar menunggu keturunan dari isteri I (pertama) boru Pasaribu. Sehingga secara diam-diam ia menikahi isteri kedua yang adalah adik dari isteri pertama. Tanpa diduga isteri pertama dan kedua sama-sama mengandung. Isteri pertama lebih dahulu melahirkan anak bagi Raja Naipospos yang kemudian diberi nama Donda Hopol, kemudian isteri keduapun melahirkan anak bagi Raja Naipospos dan diberi nama Marbun. Isteri pertama melahirkan 3 (tiga) orang putera lagi bagi Raja Naipospos, yaitu: Donda Ujung, Ujung Tinumpak, Jamita Mangaraja. Putera dari isteri kedua hanyalah Marbun dan dianggap sebagai putera bungsu karena dalam silsilah Batak bahwa keturunan dari isteri yang memberi putera sulung bagi suaminya akan dianggap lebih sulung dan ditulis lebih dahulu kemudian diikuti keturunan isteri lainnya.
Jadi, putera Raja Naipospos adalah sebanyak 5 (lima) orang, yaitu:
  1. Donda Hopol, yang merupakan cikal-bakal marga Sibagariang
  2. Donda Ujung, yang merupakan cikal-bakal marga Hutauruk*)
  3. Ujung Tinumpak, yang merupakan cikal-bakal marga Simanungkalit
  4. Jamita Mangaraja, yang merupakan cikal-bakal marga Situmeang
  5. Marbun, yang merupakan cikal-bakal marga Marbun Lumbanbatu*), Marbun Banjarnahor*), Marbun Lumbangaol*)
*)Penulisan marga yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Donda Hopol (Sibagariang)
Donda Hopol adalah putera sulung Raja Naipospos dari hasil perkawinannya dengan isteri pertama boru Pasaribu. Keturunan Donda Hopol pada awalnya bermarga Sinagabariang, karena sesuatu hal kemudian menjadi Sibagariang. Hingga kini keturunan Donda Hopol bermarga Naipospos Sibagariang.

Donda Ujung (Hutauruk)
Donda Ujung adalah putera kedua Raja Naipospos dari hasil perkawinannya dengan isteri I (pertama) boru Pasaribu. Keturunan Donda Ujung bermarga Hutauruk. Hingga kini keturunan Donda Ujung bermarga Naipospos Hutauruk.

Ujung Tinumpak (Simanungkalit)
Ujung Tinumpak adalah putera ketiga Raja Naipospos dari hasil perkawinannya dengan isteri I (pertama) boru Pasaribu. Keturunan Ujung Tinumpak bermarga Simanungkalit. Hingga kini keturunan Ujung Tinumpak bermarga Naipospos Simanungkalit.

Jamita Mangaraja (Situmeang)
Jamita Mangaraja adalah putera keempat Raja Naipospos dari hasil perkawinannya dengan isteri I (pertama) boru Pasaribu. Keturunan Jamita Mangaraja bermarga Situmeang. Hingga kini keturunan Jamita Mangaraja bermarga Naipospos Situmeang.

Marbun
Marbun adalah putera bungsu Raja Naipospos dari hasil perkawinannya dengan isteri II (kedua) boru Pasaribu.
Marbun mempunyai 3 (tiga) orang putera yang secara berurutan, yaitu:
  1. Lumban Batu, yang merupakan cikal-bakal marga Marbun Lumban Batu
  2. Banjar Nahor, yang merupakan cikal-bakal marga Marbun Banjar Nahor
  3. Lumban Gaol, yang merupakan cikal-bakal marga Marbun Lumban Gaol
Hingga kini keturunan Marbun bermarga Naipospos Marbun Lumbanbatu, Naipospos Marbun Banjarnahor dan Naipospos Marbun Lumbangaol.

Bukti lain bahwa Raja Naipospos mempunyai 5 putera
Telah jelas kita ketahui bersama bahwa tarombo Naipospos yang benar adalah bahwa Raja Naipospos mempunyai 5 (lima) orang putera yang secara berurutan yaitu: Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang, dan Marbun.
Nama-nama putera Raja Naipospos yang memiliki makna saling berhubungan dan pembagian warisan ogung menjadi bukti lain bahwa Raja Naipospos mempunyai 5 (lima) putera.

Makna nama-nama putera Raja Naipospos
Raja Naipospos adalah sosok yang gabe dengan mempunyai 5 (lima) orang putera. Bagi Raja Naipospos, nama-nama puteranya tersebut memiliki makna dan menjadi doa kepada Sang Pencipta.
Berikut ini adalah makna nama-nama putera Raja Naipospos yang saling berhubungan satu sama lain.
  1. Donda Hopol, mengandung makna sahala hadumaon dengan harapan agar roh (tondi) Donda Hopol masihopolan saling pegang teguh dengan roh (tondi) saudara-saudaranya.
  2. Donda Ujung, mengandung makna sahala habeguon dengan harapan masioloan atau seia-sekata dengan saudara-saudaranya.
  3. Ujung Tinumpak, mengandung makna sahala panggalangon dengan harapan menjadi parhata sioloan.
  4. Jamita Mangaraja, mengandung makna sahala harajaon dengan harapan menjadi sipatangitangion.
  5. Marbun, mengandung makna sahala hagabeon dengan harapan menjadi sipatimbotimboon.

Pembagian warisan ogung
Raja Naipospos adalah sosok yang adil dalam membagi warisan terhadap 5 (lima) orang puteranya.
Pada suatu malam, Raja Naipospos menyuruh lima orang puteranya tersebut untuk mengambil ogung (gong) dan memainkannya. Sebenarnya mereka berlima tidak tahu apakah tujuan ayahanda mereka dalam hal itu. Mereka hanya berpikir bahwa Raja Naipospos hendak mendengar suara ogung tersebut.
Pada zaman dahulu, ogung adalah barang yang mahal.
Mereka berlima pun memainkan ogung tersebut. Sambil memainkannya, Raja Naipospos pun menggantikan ogung milik yang satu dengan yang lain hingga bunyi ogung nampak harmonis atau pun cocok.
Raja Naipospos pun menyerahkan ogung tersebut menjadi warisan bagi lima puteranya sesuai dengan ogung yang ada pada mereka masing-masing.
Raja Naipospos pun menyertakan berkat dan nasihat dalam menyerahkan ogung tersebut. Raja Naipospos memesankan agar lima puteranya tersebut menyatukan ogung yang ada pada mereka masing-masing untuk dimainkan pada pesta mereka agar suara ogung nampak bagus terdengar. Suatu pesan yang sangat berharga pula agar mereka berlima harus turut serta seia-sekata jika ada pesta yang dilangsungkan.
  1. Donda Hopol mendapatkan warisan Ogung Panggora
  2. Donda Ujung mendapatkan warisan Ogung Pangihut yang bernama Sipalangka.
  3. Ujung Tinumpak mendapatkan warisan Doal yang bernama Doal Piimbo.
  4. Jamita Mangaraja mendapatkan warisan Doal Oloan yang bernama Doal Sidambirdambir
  5. Marbun mendapatkan warisan Jerek.
Tampak begitu adilnya Raja Naipospos dalam membagikan warisan. Raja Naipospos menyerahkan jenis ogung yang sesuai dengan kemampuan putera-puteranya dalam memainkan ogung tersebut.

Hubungan dengan Sihotang
Seluruh keturunan Raja Naipospos diikat janji (padan) untuk tidak menikah dengan keturunan Raja Oloan yang bermarga Sihotang. Sehingga Sihotang disebut sebagai dongan padan.
Memang pada awalnya pembentuk janji ini adalah Marbun. Namun ditarik suatu kesepakatan bersama bahwa keturunan Raja Naipospos bersaudara (namarhahamaranggi) dengan keturunan Sihotang. Hal ini dapat kita lihat bersama bahwa hingga saat ini seluruh marga NAIPOSPOS SILIMA SAAMA (Sibagariang-Hutauruk-Simanungkalit-Situmeang-Marbun) tidak ada yang menikah dengan marga Sihotang.

Pendapat Lain
Telah menjadi suatu kebiasan bagi umat manusia untuk berbeda pendapat, tetapi perbedaan pendapat tentang silsilah dalam suatu marga sungguh jarang ditemukan. Sehingga muncul suatu keprihatinan tertentu yang bersifat individu dengan adanya perbedaan pendapat mengenai berapa dan siapa putera Raja Naipospos di kalangan keturunan Raja Naipospos sendiri.
Saat ini begitu banyak pendapat tentang berapa dan siapa putera Raja Naipospos. Berikut ini 2 (dua) pendapat yang memang tak dapat dibuktikan kebenarannya namun sangat berkembang dan acap kali menjadi bahan pertentangan diantara keturunan Raja Naipospos.

Toga Sipoholon dan Toga Marbun
Raja Naipospos mempunyai dua orang putera yang secara berurutan, yaitu:
  1. Toga Sipoholon, yang merupakan cikal-bakal marga Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang
  2. Toga Marbun, yang merupakan cikal bakal marga Lumbanbatu, Banjarnahor, Lumbangaol
Pendapat di atas jelas-jelas adalah salah.

Toga Marbun dan Toga Sipoholon
Raja Naipospos mempunyai dua orang putera yang secara berurutan, yaitu:
  1. Toga Marbun, yang merupakan cikal bakal marga Lumbanbatu, Banjarnahor,Lumbangaol
  2. Toga Sipoholon, yang merupakan cikal-bakal marga Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang
Pendapat di atas pun jelas-jelas adalah salah.

Kesimpulan
Telah jelas kita ketahui bersama bahwa Raja Naipospos mempunyai putera sebanyak 5 (lima) orang, yaitu:
  1. Sibagariang
  2. Hutauruk
  3. Simanungkalit
  4. Situmeang
  5. Marbun
Sehingga apabila ada individu yang mengatakan bahwa anak Raja Naipospos lebih atau kurang dari lima orang serta mengkarang-karang nama putera Raja Naipospos, itu bukanlah suatu hal yang perlu diiyakan ataupun dimaui.
Berbagai buku yang telah beredar di masyarakat hingga informasi yang ada di berbagai situs internet sebahagian berpendapat bahwa Raja Naipospos mempunyai 2 (dua) orang putera, yaitu: Toga Sipoholon dan Toga Marbun atau Toga Marbun dan Toga Sipoholon. Namun perlu kita ingat bahwa belum tentu semua informasi yang telah kita dapat itu benar. Melainkan kita harus tetap menguji segala sesuatu dan memegang yang baik.
Taingot jala taulahon ma hata ni Tuhanta
  • Ai nasa na patimbohon dirina, sipaoruon do; jala na paoru dirina, i do sipatimboon! Lukas 14:11
  • Alai molo mardosa donganmi, topot jala ajari ibana, holan hamu padua. Molo ditangihon ho, dapot ho do ibana gabe donganmu muse.Mateus 18:15
  • Laos songon i ma hamu, angka na umposo, unduk ma hamu di angka na tumunggane! Alai saluhutna ma hamu manolukkon haserepon sama hamu, ai dialo Debata do angka na ginjang roha, alai dilehon do asiasi tu angka na serep marroha. I Petrus 5:5
  • Tangkasi hamu ma saluhutna; na denggan i ma tiop hamu! I Tesalonika 5:21
Mengenai siapa yang pertama sekali mengutarakan dua pendapat di atas tidaklah penting. Yang terpenting sekarang adalah agar kita kembali ke silsilah (tarombo) Raja Naipospos dahulu kala, yaitu:
Raja Naipospos mempunyai 5 (lima) orang putera (SIBAGARIANG-HUTAURUK-SIMANUNGKALIT-SITUMEANG-MARBUN).

Toga Sipoholon bukan putera Naipospos
Mengenai Toga Sipoholon bahwa kisah hidup Toga Sipoholon hingga saat ini tidak dapat dibuktikan atau diketahui, karena memang Sipoholon bukanlah nama putera Raja Naipospos melainkan salah satu nama daerah persebaran keturunan Raja Naipospos. Dan seandainya Sipoholon adalah ayahanda Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang, tentu Sipoholon akan dijadikan menjadi marga seperti halnya Marbun. Namun Sipoholon bukanlah ayahanda Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang, sehingga Sipoholon tidak penah dan tidak akan pernah menjadi marga. Melainkan bahwa Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang, adalah putera Raja Naipospos sendiri dari isterinya yang pertama boru Pasaribu. Sehingga fakta mengatakan, marga Naipospos yang dapat kita temukan dan bukan marga Sipoholon.

Marbun bukanlah putera sulung
Mengenai pendapat yang mengatakan Marbun sebagai putera sulung Raja Naipospos, itu merupakan hanyalah karena unsur kepentingan individual agar lebih dihormati. Perlu kita ketahui bersama bahwa pendapat yang mengatakan Marbun sebagai putera sulung ada sejak ± tahun 1983.

Catatan kaki (referensi dan sumber)
Mansai harop do nian roha asa unang tapauba naung tarsurat di panorangion sisaotik on. Alai tapadimpudimpu jala tatambai ma natarsurat on molo tung adong nataboto taringot turiturian pinompar ni Raja Naipospos. Alai tong ma taingot unang tapauba naung tarsurat di panorangion sisaotik napinatupa on. Jala unang lupa hamu manurat goarmuna songon sipanambai dohot mual panorangionmuna di toru on. Porlu taboto molo adong turiturian taringot pangalaho naso patut sitiruon sian ompunta, unang pola tapabotohon tu situan natorop. Sae ma holan hita naumbotosa. (copy from facebook)

TUGAS AKUNTANSI BIAYA DAN PRAKTIK SEMESTER 1 BSI

 1. Batara Manufacturing memproduksi produknya hanya melalui satu departemen produksi. Manajemen menerapkan metode harga pokok proses untuk ...