Pagi itu tampak gelap, tak ada suara kicau burung. Tampak pula di balik awan gelap, matahari yang enggan untuk bersinar. Suara angin berhembus kencang dari sisi kanan ku, hingga rambutku menampar wajah ku. Dinginnya udara pagi itu mulai menusuk ke tulang. Dan ku pandangi satu per satu gerak gerak alam. Sembari ku menikmati seruput kopi hitam ku yang biasanya sudah ku seduh setelah beranjak dari ranjang ku.
Penantian ini begitu rumit. Seperti rumus pemograman. Ya, kalo salah code, akan eror. Hal yang ku takutkan sampai saat ini. Takut menyalahgunakan kesimpulan yang akan ku putuskan.
Kebingungan yang tiap hari di pikiranku, semakin bertambah tanpa ada jawaban yang ku temui.
Kertas demi kertas ku tulis dengan pertanyaan yang sama yang sampai saat ini masih belum ku temukan jawabAnnya. Pena yang ku pakai pun enggan berkata muak dengan pertanyaan ku. Apa saya yang terlalu menuntut akan harapan itu ? Apa saya yang terlalu ngotot dengan jawaban pertanyaan itu? Dan hingga saat itu, saya pun sudah mulai muak dengan pertanyaan yang sampai saat ini belum saya dapat jawabannya. Ternyata selucu ini cerita hidup gue. Namun semua itu hanya tersurat dan bukan tersirat.
Sempat terlintas ingin bertanya pada setiap mahluk hidup yang sepaham dengan ku, namun saya beranggapan, semua itu hanya menambah drama baru dalam hidup ku.
Kisah itu terlalu banyak meninggalkan kenangan bahagia, namun akankah aku harus tetap berharap dengan hal yang tak kunjung pasti ? Apakah aku harus menutup semua cerita tentang nya? Apa bila perlu, benar benar harus memulai hidup baru ? Ssssssttttt...!! Hela napas ku mulai sedikit cemas, lelah dan khawatir. Fase yang saat ini ku jalani, lelah dengan cinta yang baru. Tapi, akankah aku masih tetap mau bertahan dengan cerita yang sama dengan orang yang sama ?
Penantian itu begitu berat. Hingga sampai kapan aku harus berhenti. Bila ku temukan jawabanya, mungkin kanku akhiri cerita tentang harapan yang tak pasti ini .....
No comments:
Post a Comment