Luka yang Seharusnya Dapat Terobati_

Waktu itu, sempat terpikirkan untuk benar - benar menjadikannya bagai mawar merah yang setiap hari nya membuat ku merasa wanita tercantik dengan segala rayuan yang mudah kemakan oleh ku. Mawar yang setiap hari aku terima setiap pagi nya dengan bumbu bumbu aroma parfume yang di semprot kan di bunga itu. Namun semua bunga itu akan layu hingga pada waktunya. Bunga yang dulu nya mekar menjadi layu. Bunga yang dulu merah kini menjadi hitam. Sama dengan keadaan kita saat ini. Sekarang kita bagaikan mawar hitam itu. Mawar yang tak punya khas bau lagi, dan sudah layu. Namun ada satu yang tak pernah berubah dari mawar itu, yaitu duri yang tertancap di batang nya. Duri yang setiap tusukannya meninggalkan luka yang sangat pedih. Sama hal nya dengan mu, yang kini masih nampak secara raga, tapi tak tampak secara jiwa. 

Tulisan - tulisan ku tentang mu takkan habis, hingga ku benar benar bisa mengobati luka ku dengan cara ku sendiri. Dan kali ini ku tekatkan tak kan ku biarkan aku jatuh di lobang yang sama. Aku pernah bermimpi indah hati tua bersama mu, tapi sudah habis waktu kita untuk itu, karena kau memilih jalah yang lain. 

Malam yang kulalui sama persisinya saat malam waktu perpisahan kita. Malam itu hujan turun lagi untuk kesekian kalinya bersama kenangan luka. Luka yang harusnya dapat terobati, dan ku harap tak pernah terjadi. Menghancurkan semua hal yang indah yang dulu pernah aku miliki. Sejenak ku tenangkan pikiran ku. Ku coba untuk lupakan sejenak luka itu, dengan meminum minuman keras, hingga ku habiskan malam ku dengan hal seperti itu hingga ku temuai sadarku, dari sisa mabuk ku semalam di pagi hari. 

Hal - hal konyol selalu ku lakukan untuk mengubah hidup ku menjadi lebih tak mengingat kenakan itu. Luka itu hampir membuat ku mati. Perlahan menghancurkan ku dan ingin mematahkan sayap - sayap ku. Kucoba untuk sadar   dari kegilaan yang hampir merenggut nyawaku. Namun sangat sulit kurasakan. Duka itu kuindahkan dengan minumankeras yang saat ini ku  genggam. Entah sampai kapan aku benar - benar sadar dari luka yang ku rasakan. Air mata sudah mulai kering menangisi orang bodoh seperti mu. 

Diri ini telah lama menanti sebuah kata yang beucap "maaf" dan kesadaran atas   luka yang di buatnya. Agar hidup bisa tenang. Sungguh ku merasa mati, mati dalam penantian ini. Hingga ku terkubur dengan harap ku kepada orang yang sampai saat ini tak ku temui lagi jiwa dan raga nya.  


No comments:

Post a Comment

TUGAS AKUNTANSI BIAYA DAN PRAKTIK SEMESTER 1 BSI

 1. Batara Manufacturing memproduksi produknya hanya melalui satu departemen produksi. Manajemen menerapkan metode harga pokok proses untuk ...